Skip to main content

MOUNTAIN BROMO XC Volcano Ride bersepeda mengelilingi Kawah Gunung Bromo







Melintas lautan pasir bagian dari tepi kawah Gunung Bromo

Bersepeda mengelilingi kawah Gunung Bromo yang indah
Saya & teman-teman adalah sekumpulan pekerja salah satu kantor perusahaan swasta di Jakarta yang mempunyai hobby yang sama yaitu pecinta sepeda terutama sepeda gunung. Komunitas yang beranggotakan sekitar 20 orang ini kami namakan TC2-MTB keanggotaan kami bebas & tidak menerapkan aturan khusus untuk menjadi anggotanya. Syarat utama mempunyai sepeda  & mau ikut kegiatan bersepeda bersama-sama, itu saja.
Menuruni jalur pasir di sekitar kawah Gunung Bromo
Kegiatan utama komunitas ini adalah secara berkala melakukan kegiatan bersepeda secara bersama-sama menuju lintasan di daerah yang telah kita sepakati & tentukan secara bersama. Kegiatan ini kami adakan rutin secara berkala tiap satu atau dua bulan sekali. Adakalanya tiap akhir tahun kami adakan bersepeda bersama menuju lokasi lintasan/trek atau tempat wisata indah yang masih berada wilayah negara Indonesia.
Seperti yang akan saya kisahkan berikut ini, akhir tahun yang lalu tepatnya pada hari libur tahun baru kami mengadakan kegiatan bersepeda menuju salah satu tempat yang paling indah di Indonesia yaitu Gunung Bromo yang berada di Jawa Timur.
Rombongan wisatawan berjalan ke arah puncak kawah Gunung Bromo

Diantara anggota kami akhirnya sepakat 8 orang yang bersedia mengikuti kegiatan ini. Saya, Aris, Arif & Tejo langsung berangkat dari Jakarta pada hari Minggu pagi menggunakan jalur udara dari Jakarta ke Surabaya. Sedangkan 4 orang teman kami yaitu AHaris, Ivan, Eko & Didik sudah meluncur menggunakan mobil via jalur darat lebih dulu pada hari Selasa. Enak banget mereka sudah dapat cuti dari kantor sehingga bisa berangkat lebih dulu…hehehe. Oh iya mereka ini juga telah berkoordinasi dengan komunitas sepeda di Jawa Timur yang nanti akan memandu & menemani kita bersepeda keliling Gunung Bromo.
Singkat cerita sampailah kami berempat di villa yang telah kami sewa untuk menginap. Minggu malam Senin tepat jam 20.00 kami samapi di Cemoro Lawang daerah yang paling dekat dengan lokasi Gunung Bromo. Setelah berkenalan dengan teman-teman komunitas GSS Leces Surabaya pemandu kami yang di ketuai oleh om Huda, kami langsung membongkar tas-tas sepeda kami & bersiap merakit sepeda kami masingmasing.
Tas tas besar tempat kami membawa sepeda dari Jakarta ke Surabaya

Oh iya sekedar saran saja jika anda ingin berpergian jauh dengan pesawat pilih salah satu maskapai yang memberikan bebas bea barang bawaan kepada alat-alat olahraga anda termasuk sepeda…lumayan lho…kan agak ngirit dikit jadinya…hehehe. Setelah selesai merakit sepeda & memeriksa segala kesiapan kami bersepeda untuk esok hari, waktunya istiraha t & tidur, tidak lupa setting alarm jam 4.30 pagi.
Cemoro Lawang Senin pagi jam 03.00 wib, udara dingin pada ketinggian 2.323 meter diatas laut membuat kami menggigil ditambah lagi ternyata villa tempat kami menginap dekat sekali dengan pintu gerbang masuk kawasan Gunung Bromo. Sepagi itu puluhan mobil Jeep menderu-deru suaranya mengantar turis menuju tempat untuk melihat indahya matahari muncul di pagi hari.

Saya bangunkan teman-teman untuk bersiap-siap, mandi, beribadah & sarapan segera kami lakukan. Jam 06.30 om Huda datang ke villa kami memberitahu bahwa teman yang lain juga sudah siap. Akhirnya berkumpulah seluruh goweser peseda yang akan goes pagi itu. Kaget juga ternyata total pesepeda ada 30 orang dari berbagai komunitas di Jawa Timur bahkan ada yang dari luar Jawa juga. Seru , rame & suasana akrab langsung terjalin diantara kita layaknya teman yg lama tidak berjumpa…itulah ajaibnya komunitas bersepeda…hahaha
Senyum bahagia para peserta dari berbagai daerah yang berbeda-beda
Om Huda sebagai pemimpin kegiatan ini langsung menjelaskan lintasan yang akan dilewati nanti. Rute utamanya adalah mengeliling kaldera Bromo total panjang lintasan adalah sekitar 27 km, terdiri dari lintasan off road jalan tanah terbagi variasi antara turunan & tanjakan bervariasi. Jalurnya adalah mulai dari Cemoro Lawang - Lautan Pasir - Bukit Savana - Bukit Jemplang - Bukit Keciri -  Penanjakan - Laut Pasir - Finish di Cemoro Lawang. Setelah berdoa bersama & berfoto keluarga mulailah kami ceria bersama-sama mengenjot sepeda kami menuju lintasan.
Tanjakan menuju bukit Jemplang yang asri & hijau pemandanganya
Start dari Cemoro Lawang lintasan yang kami lalui adalah jalanan aspal yg mulai sedikit naik, lalulintas agak ramai karena disinilah pintu masuk utama gerbang Taman Nasional Tengger Gunung Bromo. Setelah kami membayar tiket masuk jalanan masih aspal mulus. Tanjakan kecil mulai habis dan berganti menjadi turunan tajam. Kami tetap waspada karena di sini masih jalur utama lalu lintas. Kontrol kecepatan & waspada terhadap pengguna jalan lainya.
Lautan pasir sekitar Gunung Bromo
Habis kami menikmati bonus turunan Cemoro Lawang langsung memasuki lintasan Lautan Pasir.Lintasan datar & benar saja hanya terdapat pasir beruntunglah kami melewati kawasan ini pas sedang musim hujan karena konon kabarnya jika musim kemarau sering terjadi badai pasir yang sangat membahayakan manusia & binatang yg melintasinya. Jika musim kering lintasan pasir sangat susah di lewati oleh tapak ban sepeda, kalaupun bisa akan sangat berat & menguras tenaga.

Dilautan pasir ini sungguh sangat indah pemandanya kami banyak berhenti & berfoto bersama. Cuaca yg mendung & badai kabut tak menyurutkan kami ber”narsis”ria…hahaha.
Foto bersama team TC2MTB...mantap bro!!!
Setelah melewati Lautan Pasir masuklah kami ke lintasan Bukit Teletubies atau Savana, lintasan ini masih relative datar saja, vegetasi tumbuh-tumbuhan mulai tumbuh walaupun hanya rumput & ilalang saja. Daerah kawah Bromo & Gunung Batok tidak dapat dilihat dari sini namun barisan bukit bergunduk gunduk yang menghijau terhampar tak kalah indah memikat mata.
Setelah melewati Savana mulailah kami bersiap-siap mengumpulkan tenaga. Lintasan yang akan kami lalui adalah tanjakan panjang menuju bukit Jemplang. Total panjangnya sekitar kurang lebih 3,5 km nanjak tiada habis tanda ada variasi turunanya sama sekali. Jalur ini juga menjadi jalan utama ojek motor & mobil Jeep yang mengantar turis menuju Jemplang. Lintasan sebagian adalah jalan tanah & sebagian jalan batu  & beton yang rusak. Perjalanan nanjak ini sungguh melelahkan namun kita bisa beristirahat sambi memandangi bukit yang indah menghijau di sebelah kanan kita.

Yang berhasil nanjak duluan langsung istirahat di atas Bukit Jemplang yang memang terdapat banyak warung makan sederhana yang di kelola penduduk sekitar. Lumayan lama istirahat disini karena menunggu seluruh peserta berkumpul kembali. Ishoma: Istirahat, sholat, makan kami lakukan disini. Cuaca sangat mendung & gerimis kecil mulai turun waktu menunjukan sudah jam 12.30 siang.
Bersenang-senang di lintasan lautan pasir
Setelah satu jam istirahat jam 13.30 mulailah kami bersiap melanjutkan perjalanan. Hujan deras mulai turun segera kami mengamankan barang-barang bawaan kami supaya tidak basah oleh air hujan, Om Huda mengumumkan kepada yang membawa lampu harap segera di pasang.

Lintasan yang akan kami lalui adalah jalanan setapak di dalam hutan. Kabut & hujan yang mengguyur membatasi pandangan, lintasan yang kami lewati adalah jalan berbatu di dalam hutan yang terdiri dari turunan panjang & sedikit rolling tanjakan menuju Bukit Keciri.

Teriakan girang melewati turunan & berbasah-basah terguyur hujan menjadi pelampiasan setelah tadi melewati tanjakan Bukit Jemplang. Untuk menjaga safety diantara pesepeda telah diatur jaraknya agar tidak terlalu berdekatan. Yang namanya ‘bonus’ atau turunan pastilah cepat habis karena para pesepeda bisa melaju dengan penuh kecepatanya. Akhirnya tibalah kami di Bukit Keciri, hujan mulai reda & cuaca mulai kembali cerah. Dari bukit ini keindahan Bromo sangat jelas terlihat.

Sayangnya view dari bukit ini hanya bisa dilewati oleh sepeda & sepeda motor trail karena belum ada akses jalan menuju kesini.
Memotret sepeda di papan peringatan dengan view bukit yang hijau
Foto-foto dulu sebentar, setelah semua berkumpul kami lanjutkan perjalanan. Jenis lintasan di Bukit Keciri adalah kombinasi ringan antara tanjakan & turunan, terdiri dari pasir batu halus & tanah berpasir ringan. Sekeliling kami hanya terdapat rumput ilalang & pohon semak-semakan rendah.

Tidak terlalu lama kami melintas disini akhirnya masuk lagi ke daerah pegunungan yang terdapat Goa Midodareni. Kami hanya memandangi dari jauh mulut goa tersebut karena letaknya yang tinggi & berada agak jauh dari jalur yang kita lintasi. Om Huda menunjuk ke bukit yang ada diatas & memberi tahu kami itu lho jalur yg tadi kita lintasi…wow indah juga ya kalau kita lihat dari sini…guman saya dalam hati.
Memandang keindahan puncak gunung dari atas bukit yang tertinggi
Waktu menunjukan jam 03.00 sore, setelah berkumpul semua kami lanjut perjalana ini menuju Pananjakan. Jenis lintasan sini adalah persis seperti di Lautan Pasir, karena jarang ada yg melintas baik kendaraan maupun manusia & binatang, teksturnya sangat lembut & lembek sekali.

Beberapa teman kami mencoba melintas tetap dengan menggenjot sepeda namun akhirnya gak kuat & jatuhlah dia yang membuat kami tertawa-tawa. Om Huda memberitahu untuk memilih jalur yg keras yg bisa dilintasi sepeda hingga kami menyebar memilih jalurnya masing. Melelahkan juga akhirnya jam 04.00 sore sampailah kami di Pananjakan, beristirahat lagi disini sampai semua berkumpul.
Terjatuh di area perbukitan lautan pasir
Setelah semua berkumpul jam 04.30 kami lanjutkan perjalanan. Lintasan berikutnya adalah kembali ke Lautan Pasir tak berapa lama genjot hujan mulai turun lagi kami bersiap memakai jas hujan & menyelamatkan barang bawaan kami. Lanjut genjot akhirnya…horeeee, jalan yang tadi pagi adalah turunan yang kami nikmati sebagai bonus kini berubah menjadi tanjakan.

Tanjakan jalan aspal & guyuran air hujan menemani kami setapak demi setapak menjejak tanjakan menuju Cemoro Lawang. Kami jadi tontonan & tidak sedikit para turis lokal yang berjalan kaki pulang dari melihat kawah Bromo menyemangati “ayo om, semangat om, dorong terus om…” lho kok dorong-dorong ya…? Kondisi hujan licin, dingin, tenaga yg sudah mulai habis membuat kami yang melewati tanjakan terakhir ini di lakukan dengan segala cara yang penting finish…hehehe.
 
Pantang menyerah tapi kepala sudah gerah menikmati setiap jengkal tanjakan
Tepat Jam 05.00 sampailah kami di villa tempat menginap. Teman-teman goweser dari Jawa Timur area segera meloading sepedanya keatas mobilnya beberapa dari teman kami saling tukar nomer HP & pin BB kali aja pas punya waktu luang bisa kembali gowes bareng mereka. Terimakasih om Huda senang bisa gabung bersepeda dengan teman-teman dari Jawa Timur area.
Foto bersama dengan seluruh peserta
Sementara kami juga mulai bongkar sepeda dan packing sepeda setelah bersih bersih, mandi & makan sore kami bersiap kembali pulang menuju Jakarta. Jalanan darat menuju ke bandara dinikmati dengan tidur saja beberapa teman masih berceloteh membahas trek yang tadi kita lewati.

Sesampai bandara kami langsung chek in & bersiap menunggu pulang ke Jakarta. Sungguh trek & perjalanan yang sangat menyenangkan hanya butuh 3 hari libur saja untuk menjajal trek yang asyik & sangat memanjakan mata dengan keindahanya…Bromo we will come again someday…
Bromo berselimut kabut di pagi hari


Santai melintasi di lautan pasir

Melaju di balik rimbunan pohon

Popular posts from this blog

BUKIT AQUILA CIPANAS Jalur Sepeda yang pas untuk menyegarkan nafas

Aquila adalah nama sebuah bukit yang terletak di Cipanas lokasi tepatnya adalah setelah Istana Presiden Cipanas Bogor, biasanya kami ‘unloading’ sepeda di sebual Villa [Gramedia] yang di depanya terdapat sebuah Warung Mie Jawa yang enak sekali rasanya, kemudian dari villa tersebut kita langsung meluncur dengan sepeda ke ‘BUKIT AQUILA’ Saya juga kurang tahu persis nama Aquila ini di ambil dari mana yang jelas sebuah bukit yang indah dengan pesona alam khas Parahyangan yang sangat sejuk dilihat & memanjakan mata. Bukit Aquila ini adalah sebuah bukit tempat berladang penduduk lokal setempat yang banyak menanam tanaman keras & beberapa sayuran berjenis kacang-kacangan, udaranya sangat segar & hijau tanaman ketika musim hujan. Sekilas tentang jalur sepeda Aquila Secara garis besar jalur ini saya bagi menjadi 4 bagian berdasarkan kondisi jalur, lokasi & area yang kita lintasi dengan bersepeda. Berdasarkan kategori jalur ini bisa dimasukan dalam kategori Light

ENDURO RACE di KTH Bikepark Puncak Bogor

   Starting point Bukit Pano'ongan   Suasana di Start Point ENDURO Sebuah genre baru  balap sepeda Saat ini genre Enduro berkembang pesat & sangat digemari oleh para pencinta olahraga Mountainbike. What is Enduro? Istilah Enduro awalnya adalah sebuah genre olahraga dari Motorbike yaitu sebuah lomba long distance cross country yang terbagi dalam beberapa stage kemudian dihitung overall total waktu keseluruhan dari stage yang dilombakan pemenangya adalah yang bisa menyelesaikan waktu tercepat. Enduro di Mountain bike jika tidak salah awal mulanya di selenggarakan di Negara Perancis adalah sebuah lomba yang menggabungkan “technical skill downhill” yang tinggi & kemampuan “endurance” yang prima yang biasanya terbagi dalam beberapa stage lomba, perpaduan dari dua hal ini menjadikan sebuah genre baru yang sempurna dari olahraga Mountain bike.  Salah satu rider di stage-1 sebelum turun hujan Salah satu contoh adalah Jerome Clement seorang atlet yang

SATU HARI BERMAIN SEPEDA di 3 jalur yang berbeda di Kota Bandung Raya

Banyak terdapat jalur sepeda yang harus dicoba di Kota Bandung Raya Kota Bandung disebut oleh para kompeni sebagai “Paris Van Java” entah ya gimana asal muasalnya…bingung emoticon. Selain terkenal dengan wisata kuliner, gudang nya mode fashion dengan ratusan toko pakaian “Factory Outlet” juga sangat mahsyur sebagai gudangnya para wanita cantik “Neng Geulis” yang terkenal dengan sebutan “Mojang Priangan”…entah ya berapa persen terdapat wanita cantik di kota ini…hihihi…tertawa emoticon. Kota yang menjadi ibukota Provinsi Jawa Barat ini dikelilingi oleh beberapa pegunungan sehingga udara lumayan sejuk [tapi sekarang sudah berasa panas ya…hahaha] pemandangan alam nya sangat indah dengan berbagai view yang sangat menawan. Beberapa daerah memang masih dipelihara keaslian hutanya & di khusus kan untuk menjadi hutan lindung dan menjadi daerah tujuan wisata. Yang paling menarik bagi kami selain hal diatas di Kota Bandung ini terdapat banyak jalur sepeda yang