Grand Fondo adalah sebuah tantangan/challenge bersepeda jarak jauh dengan total jarak tempuh minimum 120KM~200KM dengan total vertical climbing elevasi nya mencapai minimum 2000m~4000m, dalam pelaksanaanya jarak & elevasi nya telah dimodifikasi lebih ringan mengingat banyak atlet non professional yang ikut terlibat di event yang biasanya diselenggarakan pada bulan June sampai Oktober ini.
Event yang pertama kali diadakan di Italia tahun 1970 dan masih tetap dilaksanakan sampai dengan sekarang ini lalu mulai berkembang pesat di Amerika & banyak sekali event2 nya salah satunya berikut ini: https://gfny.com/gfny-world/ kabar gembira buat anda semua event ini juga akan dilaksanakan di Indonesia lho…minat joint silahkan cek link ini diatas.
Melalui diskusi saya membuat rute di Google Map jarak yang kami rencanakan adalah lebih dari 150KM dengan total vertical climbing nya mencapai 2000m. Target waktu kami tidak tentukan karena ini hanyalah fun challenge saja jadi kami gowes santai tidak mengejar tenggat waktu & km/h yang konstan. Jalur yang kami pilih adalah daerah Jonggol menuju arah Cipanas Puncak Bogor. Dan gowes ini kami namakan “Gowes Minggat 3 Digit”…pada dasarnya komunitas sepeda kami adalah pencinta genre turunan aka AM: Amat [gemar] Mudun ya…bukan All Mountain…hahaha, lewat broadcast di grup “WA” & “Line” teet toot… cuma 3 orang [ Saya, Pak Haji & Om AHA] yang bersedia ikut gabung acara bersepeda minggat ini…ya sutra lah the show must go on kami tetap melaksanakan event ini pada hari & tanggal yang telah kita tentukan.
Beberapa saat kami bersepeda maka sampailah di titik kumpul pertigaan Jonggol Kota, om AHA sudah nongkrong disana sambil duduk santai melihat-lihat layar HP-nya. Kami beristiharat sejenak sambil menuntaskan panggilan alam di sebuah toilet pompa bensin. Hujan masih rintik-rintik & cuaca masih mendung gelap belum ada tanda2 penampakan matahari. Lanjut kami bertiga menuju arah Jonggol Kota jalurnya jalan kampung kondisi jalan asphalt yang rusak berlubang disana-sini, relative masih datar & belum Nampak sedikitpun jalanan yang menanjak. Saya mengambil alternativ untuk berada diposisi paling depan dengan maksud menarik mereka berdua untuk memacu sepeda speed lebih tinggi…mumpung jalur nya masih datar.
Setelah beberapa lama jalanan makin menanjak, tanjakan masi relative tidak terlalu miring & roling terus antara tanjakan & turunan, lalu sampailah disebuah pertigaan yang bercabang ke kiri ke arah Citeurup ke kanan kearah Cariu. Sampai disini sudah siang jadi kami memutuskan untuk sekalian mengisi perut kami yang sudah keroncongan. Semangkuk sop daging panas langsung menjadi pemuas rasa lapar & pengusir hawa dingin yang sesiang ini masih saja gerimis hujan.
Dari pertigaan yang desa Sukamakmur inilah petualangan sesungguhnya di mulai. Awalnya adalah sebuah turunan pendek melintasi sebuah sungai, lantas langsung menanjak mengagetkan karena vertical climbing nya yang cukup lumayan. Dari tempat ini terus didominasi oleh tanjakan-tanjakan yang membuat jantung berdegup kencang & dengkul berputar sampai gemetaran…ceile dramatis amat ya…? Seringkali di segment ini kami lewati dengan mendorong sepeda buat menghemat tenaga. Jaraknya lumayan cukup panjang sampai pada sebuah lokasi pertigaan lagi yang bercabang, ke kiri ke Cariu/Gunung Batu, ke kanan Ciherang/Cipanas.
Dari pertigaan yang desa Sukamakmur inilah petualangan sesungguhnya di mulai. Awalnya adalah sebuah turunan pendek melintasi sebuah sungai, lantas langsung menanjak mengagetkan karena vertical climbing nya yang cukup lumayan. Dari tempat ini terus didominasi oleh tanjakan-tanjakan yang membuat jantung berdegup kencang & dengkul berputar sampai gemetaran…ceile dramatis amat ya…? Seringkali di segment ini kami lewati dengan mendorong sepeda buat menghemat tenaga. Jaraknya lumayan cukup panjang sampai pada sebuah lokasi pertigaan lagi yang bercabang, ke kiri ke Cariu/Gunung Batu, ke kanan Ciherang/Cipanas.
Di pertigaan ini kami sepakat untuk ambil arah kiri Ciherang/Cipanas, di balik putaran jalan ini tanjakan makin “gak sopan” alias nanjak banget cuy…taktik pedaling 5 menit istirahat 15 menit kami lakukan pokoknya segala cara untuk bisa melewati jalur ini. Tenaga sudah mulai terkuras hujan masih gerimis waktu sudah jam 15.00. Kami beberapa kali istirahat memulihkan tenaga di beberapa warung tujuan kami adalah ke Kampung Arca, setelah bertanya ke pemilik warung bahwa lokasi yg dituju masih lumayan jauh, mengingat waktu & cuaca yang kurang bersahabat…[aslinya sih udah lelah kebanyakan tanjakan…hahaha] kami bertiga memutuskan untuk balik arah pulang kerumah.
Putar balik jalur yang tadi nanjak menjadi turunan & weeerrrr…sampailah lagi kami di simpang jalan Sukamakmur…karena jika lewat jalur yang tadi pagi kita lewati [Desa Dayeuh] sudah biasa view nya maka kami mengambil alternative untuk lewat jalur Citeureup/Bogor. Awalnya pengin cepat sampai kerumah karena mengira ini bakal banyak kontur yang menurun ternyata…alamaaak sama aja tetap beberapa lokasi kita ketemu dengan tanjakan-tanjakan.
Kami berusaha untuk memaksimalkan waktu supaya pulang sampai rumah tidak terlalu malam. Istirahat untuk makan & beribadah kami lakukan beberapa kali. Setelah beberapa jam kemudian sampailah kami di jalan raya utama Bogor-Bekasi, memacu sepeda dengan hati-hati karena lalulintas yang lumayan padat di sepanjang jalur ini. Akhirnya sampailah kami di rumah dengan selamat walaupun target tidak tercapai namun kami sangat puas dengan apa yang telah kami lakukan hari ini.
Thank you buat Pak Haji yang bersemangat dengan FATbike nya, thank you om AHA yang luar biasa pantang menyerah dengan grupset 7 speed nya…[besok2 lupakan 7 speed, ganti 10 speed ya…hahaha]. Thank you buat pembaca blog yang telah meluangkan waktu membaca tulisan ini…see you next trip…keep healthly & ride your bike…