Skip to main content

XC RIDE ke Gunung Batu Jonggol



 


XC riding ke Gunung Batu
“JONGGOL” kata ini menjadi terkenal karena sering di jadikan “olok-olok” oleh salah sebuah sinetron televisi swasta, kata yang bermakna ejekan ini aslinya adalah nama sebuah kota kecamatan di daerah Kabupaten Bogor. Siapa sangka daerah ini menyimpan pesona alam yang sangat indah untuk di explorasi terutama dengan Mountainbike. Adalah sebuah ikon daerah ini yang bernama Gunung Batu yang saat ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk para pecinta Mountainbike & Mountaineering. Banyak yang penasaran dengan gunung ini setelah foto-foto keindahanya tersebar di media social seperti Facebook & Instagram, coba saja kalian ketik hastag #gunungbatu #explorejonggol #jonggol maka akan bermunculan foto-foto indah gunung ini.

Rasa penasaran kami akan ketenaran gunung ini membuat kami berlima: Saya, Om Adien, Pak Haji , Om Taufik & Oky pada hari Sabtu yang lalu mencoba untuk mengekplorasi daerah sini dengan bersepeda. Setelah mengecek posisi gunung ini lewat google map yang ternyata letak aktualnya bukan di Jonggol melainkan di sebuah daerah yang bernama Sukamakmur, kami kurang begitu faham masuk ke kecamatan Jonggol ataukah kecamatan Gunung Putri yang pasti adalah wilayah Kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur. Pagi itu kami berlima menggunakan 2 mobil loading menuju tempat start awal yang telah di sepakati yaitu Rumah Makan Jatinunggal yang terletak di Jalan Raya Jonggol-Cariu. Tempat ini kami pilih karena start menuju ke Gunung Batu akan kami lalui lewat jalur off road dimana kami akan menyeberangi sungai yang cukup besar bernama Sungai Cipamingkis untuk dapat sampai ke Gunung Batu.



Rencana untuk berangkat pagi-pagi terkendala oleh mencari lokasi rumah makan ini. Letak rumah makan yang tidak pas ditepi jalan melainkan berada sekitar 600m dari jalan raya membuat kami melewatinya bahkan kesasar hampir sampai ke daerah Cariu. Putar balik lagi lantas ketemulah tempat ini. Sampai di tempat ini kami tidak bisa langsung start karena harus mengganti ban dalam sepeda oky, sialnya lagi lubang pentil di rim ukuran kecil sehingga kami harus melebarkan lubang pentil tersebut dengan “mengikir” supaya bisa masuk. OK satu jam sudah waktu terbuang tepat jam 09.30 mulailah kami berdoa bersama memulai aktifitas bersepeda ini. Kondisi awal jalur ini adalah sebuah jalan ditepi irigasi tanpa GPS kami hanya mengandalkan petunjuk dari penduduk yang kami temui. Setelah sekitar 2-3 jam kami bersepeda bertemulah kami dengan sebuah warung di tengah sawah lantas kami pun berhenti di sini. Sambil memenuhi ritual pagi minum kopi Pak Haji, karena sedari berangkat kami sama sekali belum ada yang sarapan pagi. Gorengan pisang menjadi favorit sarapan pagi kami beberapa bahkan kami bungkus untuk bekal makan di perjalanan nanti. Setelah cukup istirahat & sarapan pagi perjalanan kami lanjutkan kembali.


Sepanjang jalan yang kami lewati adalah sawah yang menghijau dengan pemandangan bukit & pegunungan yang menghijau. Jalanan ini konturnya datar-datar saja namun cuaca mulai sedikit panas karena tak terasa cuaca yang cerah dengan sinar matahari. Udara yang mulai menyengat panas sedikit terobati ketika kami melihat kilauan air & nampaklah sebuah tanggul sungai, ya rupanya kami telah mencapai sungai Cipamingkis. Sungai ini sangat besar & lebar sekali batu-batuanya membentuk panorama yang indah sekali, tak terbayangkan ketika musim hujan tiba pasti air bah dari kota Bogor sangat dahsyat mengaliri sungai ini. Beruntung kami lewat ketika saat ini sudah masuk musim kemarau jadi debit air sungai tidak tinggi & dengan mudah kami lewati. Seperti biasa ritual wajib foto narsis & sedikit aksi-aksi kami lakukan di spot cantik sungai Cipamingkis ini. Lepas dari sungai ini kami ketemu dengan jalanan persawahan menuju sebuah perkampungan, setelah ketemu penduduk & meminta petunjuk arah ke Gunung Batu kami lanjut pedaling lagi tujuan kami adalah sebuah desa bernama Dayeuh  dan dari situ akan ketemu sebuah jalan raya menuju Gunung Batu. Dari peta yang kami plot di google map jarak tempuh dari desa Dayeuh ke Gunung Batu sekitar 20KM, tapi tidak bisa dilihat secara detail beda elevasi harus kami lewati dengan total jarak tersebut.


Jalan raya desa Dayeuh menuju desa Sukamakmur adalah sebuah jalan asphalt kontur jalan awalnya datar saja lalu kemudian makin nanjak setelah pasar Dayeuh. Cuaca yang panas & kondisi bersepeda di jalan raya membuat udara panas makin menjadi-jadi, untuk menghindari dehidrasi kami sering lakukan pitstop & mampir neduh di warung-warung sepanjang jalan. Tanjakan demi tanjakan makin tinggi sudutnya kami harus tetap konstan bergerak agar supaya waktu tempuh tidak terbuang percuma. Kondisi jalan yang menanjak ini berakhir ketika kami sampai di daerah Sukamakmur, kami “break” disini untuk makan siang dan istirahat sejenak memulihkan tenaga yang mulai terkuras untuk nanjak tadi. Dari desa Sukamakmur jarak ke Gunung Batu sudah lumayan dekat & dari informasi penduduk kontur jalanya mulai menurun, rolling antara tanjakan & turunan sudah berimbang. Benar saja dari pasar Sukamakmur kontur jalan adalah turunan full menuju sebuah jembatan yang melintang diatas sungai tidak lama kemudian turunan berubah menjadi tanjakan.


Jarak yang tidak terlalu jauh dari Gunung Batu membuat kami lebih semangat untuk terus bergerak, Gunung Batu yang Menjulang sudah mulai tampak dari tempat kami bersepeda. Kontur jalan di sini adalah terus menerus rolling antara tanjakan & turunan, menjelang sampai ke Gunung Batu tanjakan lumayan tinggi di tambah jalan macadam dan beberapa bagian yang rusak parah membuat pedalling sepeda kami jadi sedikit terganggu. Oky dan Pak Haji sudah ngacir duluan saya mengikuti mereka dari belakang sambil mengambil beberapa foto penampakan Gagahnya Gunung Batu. Setelah puas lantas saya lanjut kembali nanjak mengikuti mereka. Tinggal 500 meter menjelang sampai ke Gunung Batu malapetaka terjadi pada RD sepeda saya, karena terlalu “nge push” di jalur macadam yang menanjak tadi terjadi “slip Shifting” RD masuk ke spoke tertarik kedalam menjadi bengkok 2 Spoke  patah & beberapa bengkok. Saya sempat kaget & terguling ke sisi sebelah kanan lantas mata kaki kena batu macadam.

Bengong & kaget dengan kejadian ini lalu saya telpon Oky & Pak Haji…tidak ada jawaban…sambil duduk pasrah saya rapikan RD & Spoke sebisanya, sepeda saya angkat bagian belakangnya sambil berjalan nanjak keatas. Rupanya Oky & Pak Haji punya “bad feeling” kok lama gak muncul-muncul biasanya saya langsung menyusul mereka. Berdua mereka turun kembali dari Puncak lalu di bantu oleh mereka sepeda bisa di bawa keatas namun tetap saja di tuntun. Setelah sampai di Gunung Batu kami foto-foto narsis sebentar untuk bukti bahwa kami telah sampai disini, gunungnya hanya berwujud batu-batuan & sangat gersang sedikit sekali pepohonan namun nampak gagah dilihat dari bawah. Kami tidak mendaki ke Puncaknya karena waktu yang sudah menjelang sore ketika kami tiba disini, setelah puas pak haji berinisiatif membetulkan RD yang bengkok tadi…horeee…masih bisa dipakai namun Pulley tidak bisa di tahan jadi harus pedal harus muter untunk menjaga RD tidak ngelock…thank you Pak Haji…

Okay saatnya kita pulang…kami mengambil jalur yang berbeda dari waktu berangkat, jarak dari Gunung Batu ke tempat kami start lebih jauh namun kontur & permukaan jalan lebih bersahabat terus menurun & hampir semua jalan on road berasphalt yang sangat mulus. Kendala RD pada sepeda saya tidak bisa memacu penuh perjalanan pulang ini kadang-kadang saya di bantu dorong oleh Oky, setelah beberapa jam kami sampailah di tempat kami start, bersih-bersih badan, bongkar sepeda & makan malam lantas kami pulang kembali ke Bekasi. Terimakasih buat teman bersepeda hari ini…tetap semangat & sehat dengan olahraga bersepeda, salam dari kami…nardex.


powered by Trailforks.com

Popular posts from this blog

BUKIT AQUILA CIPANAS Jalur Sepeda yang pas untuk menyegarkan nafas

Aquila adalah nama sebuah bukit yang terletak di Cipanas lokasi tepatnya adalah setelah Istana Presiden Cipanas Bogor, biasanya kami ‘unloading’ sepeda di sebual Villa [Gramedia] yang di depanya terdapat sebuah Warung Mie Jawa yang enak sekali rasanya, kemudian dari villa tersebut kita langsung meluncur dengan sepeda ke ‘BUKIT AQUILA’ Saya juga kurang tahu persis nama Aquila ini di ambil dari mana yang jelas sebuah bukit yang indah dengan pesona alam khas Parahyangan yang sangat sejuk dilihat & memanjakan mata. Bukit Aquila ini adalah sebuah bukit tempat berladang penduduk lokal setempat yang banyak menanam tanaman keras & beberapa sayuran berjenis kacang-kacangan, udaranya sangat segar & hijau tanaman ketika musim hujan. Sekilas tentang jalur sepeda Aquila Secara garis besar jalur ini saya bagi menjadi 4 bagian berdasarkan kondisi jalur, lokasi & area yang kita lintasi dengan bersepeda. Berdasarkan kategori jalur ini bisa dimasukan dalam kategori Light

ENDURO RACE di KTH Bikepark Puncak Bogor

   Starting point Bukit Pano'ongan   Suasana di Start Point ENDURO Sebuah genre baru  balap sepeda Saat ini genre Enduro berkembang pesat & sangat digemari oleh para pencinta olahraga Mountainbike. What is Enduro? Istilah Enduro awalnya adalah sebuah genre olahraga dari Motorbike yaitu sebuah lomba long distance cross country yang terbagi dalam beberapa stage kemudian dihitung overall total waktu keseluruhan dari stage yang dilombakan pemenangya adalah yang bisa menyelesaikan waktu tercepat. Enduro di Mountain bike jika tidak salah awal mulanya di selenggarakan di Negara Perancis adalah sebuah lomba yang menggabungkan “technical skill downhill” yang tinggi & kemampuan “endurance” yang prima yang biasanya terbagi dalam beberapa stage lomba, perpaduan dari dua hal ini menjadikan sebuah genre baru yang sempurna dari olahraga Mountain bike.  Salah satu rider di stage-1 sebelum turun hujan Salah satu contoh adalah Jerome Clement seorang atlet yang

SATU HARI BERMAIN SEPEDA di 3 jalur yang berbeda di Kota Bandung Raya

Banyak terdapat jalur sepeda yang harus dicoba di Kota Bandung Raya Kota Bandung disebut oleh para kompeni sebagai “Paris Van Java” entah ya gimana asal muasalnya…bingung emoticon. Selain terkenal dengan wisata kuliner, gudang nya mode fashion dengan ratusan toko pakaian “Factory Outlet” juga sangat mahsyur sebagai gudangnya para wanita cantik “Neng Geulis” yang terkenal dengan sebutan “Mojang Priangan”…entah ya berapa persen terdapat wanita cantik di kota ini…hihihi…tertawa emoticon. Kota yang menjadi ibukota Provinsi Jawa Barat ini dikelilingi oleh beberapa pegunungan sehingga udara lumayan sejuk [tapi sekarang sudah berasa panas ya…hahaha] pemandangan alam nya sangat indah dengan berbagai view yang sangat menawan. Beberapa daerah memang masih dipelihara keaslian hutanya & di khusus kan untuk menjadi hutan lindung dan menjadi daerah tujuan wisata. Yang paling menarik bagi kami selain hal diatas di Kota Bandung ini terdapat banyak jalur sepeda yang